Sistem Penyuluhan Peduli Lansia

AYO MENJADI LANSIA SEHAT

  1. Gizi pada Lansia

             Gizi pada lansia adalah pemenuhan kebutuhan gizi pada lansia yang diberikan dengan baik yang dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel- sel tubuh sehingga dapat meningkatkan harapan hidup.

  1. Tujuan Gizi pada Lansia
    1. Menjadikan lansia yang dapat terpenuhi akan kebutuhan gizinya
    2. Terpenuhinya kebutuhan jasmani,rohani, sosial dan psikologis lanjut usia secara memadai serta teratasinya masalah-masalah akibat usia lanjut.
    3. Terlindunginya lanjut usia dari perlakuan yang salah
    4. Terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermakna bagi lanjut usia
  2. Yang Perlu Diperhatikan pada Pemenuhan Gizi Lansia
  3. Batasi makanan sumber karbohidrat sederhana seperti gula dan makanan yang manis, batasi makanan yang terlalu pedas dan kurangi konsumsi makanan yang terlalu
  4. Mengkonsumsi makanan mengandung zat besi seperti: kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
  5. Batasi minum kopi dan teh karena mengandung kafein dan dapat menghambat penyerapan zat besi.
  6. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA

  1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
  2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
  3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
  4. Rasa lapar menurun yang mengakibatkan asam lambung menurun.
  5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah yang menimbulkan konstipasi, mengakibatkan susah BAB
  6. Penyerapan makanan di usus menurun, mengakibatkan penyerapan nutrisi terganggu.

MASALAH GIZI PADA LANSIA

  1. Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota- kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit degeneratif, misalnya : penyakit jantung, diabetes mellitus, dan hipertensi.

  1. Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang  dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan  protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena penyakit infeksi.

  1. Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan berkurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering,  penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

PEMENUHAN GIZI UNTUK LANSIA

Lansia berisiko tinggi mengalami masalah gizi. Hal ini cukup beralasan sehingga prevelansi yang tinggi mengenai masalah gizi pada lansia ini telah menjadi sorotan dalam  sejumlah survei (DHSS, 1997; Coates, 1985; Lehman, 1889), karna terdapat fakta bahwa sebagian besar lansia di komunitas mengalami masalah gizi.

Gizi tepat untuk lansia

  1. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu kebutuhan Energi memang lebih rendah dari pada usia dewasa muda (turun sekitar 5-10%), kebutuhan Protein sebesar 1 gr/kg BB, kebutuhan Lemak berkurang, kebutuhan Karbohidrat cukup (sekitar 50%), kebutuhan Vitamin dan Mineral sama dengan usia dewasa muda, atau dengan cara praktis melihat di DKGA (Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan)
  2. Menu yang disajikan untuk lansia harus mengandung gizi yang seimbang yakni mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Dalam hal ini kita bisa mengacu pada makanan gizi seimbang.
  3. Karena lansia mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur atau bentuk makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh : gangguan pada gigi (gigi tanggal/ompong), maka bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim, lauk pauk dicincang (ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)
  4. Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah makanan tinggi lemak seperti seperti jeroan (usus, hati, ampela, otal dll), lemak hewan, kulit hewan (misal kulit ayam, kulit sapi, kulit babi dll), goreng-gorengan, santan kental. Berdasarkan prinsip yang disebutkan diatas bahwa kebutuhan lemak lansia berkurang dan pada lansia mengalami perubahan proporsi jaringan lemak. Hal ini bukan berarti lansia tidak boleh mengkonsumsi lemak. Lansia harus mengkonsumsi lemak namun dengan catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh misalnya bila menu hari ini lauknya sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik sayur yang tidak bersantan seperti sayur bening, sayur asam atau tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan maka lauknya dipanggang, dikukus, dibakar atau
  5. Lansia harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi. Contoh bahan makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi adalah garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, atau makanan yang banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin, ikan pindang. Mengapa lansia harus menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini dikarenakan pada lansia mudah mengalami Hipertensi, dan seperti yang dijelaskan tadi bahwa elastisitas pembuluh darah telah menurun dan terjadi penebalan di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan mudahnya terkena H Selain itu indera pengecapan pada lansia mulai berkurang, terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang cukup-pun terasa masih kurang bagi mereka, lalu makanan ditambah garam yang banyak, hal ini akan meningkatkan tekanan darah pada lansia. Jadi kita memang perlu sampaikan kepada lansia bahwa panduan rasa asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila dengan panduan asin dari lansia, untuk kita yang belum lansia akan terasa asin sekali.
  6. Lansia harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah banyak mengandung vitamin, mineral dan Lansia sering mengeluhkan tentang konstipasi/susah buang air besar dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat maka akan melancarkan buang air besar. Dengan mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya lansia tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.
  7. Selain konsumsi sayur dan buah, Lansia harus banyak minun air putih. Kebutuhan air yakni 1500 – 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat besar artinya karena air menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus memerlukan

 

 

 

 

 

 

 

 

Tujuh Tip Makanan Sehat bagi Lansia

 

Asupan makanan untuk orang lanjut usia (lansia) tentu berbeda dengan orang yang lebih muda. Selain kemampuan organ pencernaan yang mulai berubah, kebutuhan gizi pun berubah. Sejumlah potensi penyakit dengan mudah datang di masa tua. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menu makanan bagi lansia, sebagaimana ditulis dalam situs Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.

  1. Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang, seperti pedas atau asam, karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan
  2. Mengurangi pemakaian garam, yakni tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk mengurangi risiko tekanan darah
  3. Mengurangi santan, daging yang berlemak, dan minyak agar kolesterol darah tidak tinggi. Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi, seperti susu dan ikan. Pada orang lanjut usia, khususnya ibu-ibu yang menopause, sangat perlu mengkonsumsi kalsium untuk mengurangi risiko keropos
  4. Memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran dan buahan, agar pencernaan lancar dan tidak
  5. Mengurangi konsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi agar gula darah normal, khususnya bagi penderita kencing manis agar tidak terjadi komplikasi
  6. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yang Perbanyak makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus karena makanan tersebut mudah dicerna.
  7. Membuat masakan yang lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi